Senin, 22 Juni 2009

Humor Smart

KELEDAI MEMBACA

Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,"Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin."Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.""Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?"

RELATIVITAS KEJU

Setelah bepergian jauh, Nasrudin tiba kembali di rumah. Istrinya menyambut dengan gembira,"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya."Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut."Tidak lama Nasrudin kembali pergi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga."Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin."Tidak ada lagi," kata istrinya. Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi." "Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?" "Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak."

Tampang itu perlu

Nasrudin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh. "Tapi aku mengabdi kepada Allah saja," kata Nasrudin."Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah," kata istrinya.Nasrudin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, "Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasrudin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasrudin. Tapi ia terkejut waktu Nasrudin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak "Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah."Sang tetangga menyerbu rumah Nasrudin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasrudin menjawab "Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah."Tetangganya marah. Ia mengajak Nasrudin menghadap hakim. Nasrudin berkelit, "Aku tidak pantas ke pengadilan dalam keadaan begini. Aku tidak punya kuda dan pakaian bagus. Pasti hakim berprasangka buruk pada orang miskin."Sang tetangga meminjamkan jubah dan kuda.Tidak lama kemudian, mereka menghadap hakim. Tetangga Nasrudin segera mengadukan halnya pada hakim."Bagaimana pembelaanmu?" tanya hakim pada Nasrudin."Tetangga saya ini gila, Tuan," kata Nasrudin."Apa buktinya?" tanya hakim."Tuan Hakim bisa memeriksanya langsung. Ia pikir segala yang ada di dunia ini miliknya. Coba tanyakan misalnya tentang jubah saya dan kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya. Apalagi pula uang saya."Dengan kaget, sang tetangga berteriak, "Tetapi itu semua memang milikku!"Bagi sang hakim, bukti-bukti sudah cukup. Perkara putus.

TEORI KEBUTUHAN

Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai,"Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, ..."Nasrudin menukas, "Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan."Hakim mencoba bertaktik, "Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?"Nasrudin menjawab seketika, "Tentu, saya memilih kekayaan."Hakim membalas sinis, "Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?"Nasrudin balik bertanya, "Kalau pilihan Anda sendiri?"Hakim menjawab tegas, "Tentu, saya memilih kebijaksanaan."Dan Nasrudin menutup, "Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya."

YANG BENAR-BENAR BENAR

Nasrudin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasrudin berkomentar:"Aku rasa engkau benar."Petugas majelis membujuk Nasrudin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasrudin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasrudin kembali berkomentar:"Aku rasa engkau benar."Petugas mengingatkan Nasrudin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasrudin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar:"Aku rasa engkau benar."

NASIB DAN ASUMSI

"Apa artinya nasib, Mullah ?" "Asumsi-asumsi." "Bagaimana ?""Begini. Engkau menganggap bahwa segalanya akan berjalan baik, tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi nyatanya tidak terjadi. Itu nasib baik namanya. Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak. Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib."

ORIENTASI PADA BAJU

Nasrudin diundang berburu, tetapi hanya dipinjami kuda yang lamban. Tidak lama, hujan turun deras. Semua kuda dipacu kembali ke rumah. Nasrudin melepas bajunya, melipat, dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah. Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal kuda mereka lebih cepat."Itu berkat kuda yang kau pinjamkan padaku," ujar Nasrudin ringan.Keesokan harinya, cuaca masih mendung. Nasrudin dipinjami kuda yang cepat, sementara tuan rumah menunggangi kuda yang lamban. Tak lama kemudian hujan kembali turun deras. Kuda tuan rumah berjalan lambat, sehingga tuan rumah lebih basah lagi. Sementara itu, Nasrudin melakukan hal yang sama dengan hari sebelumnya.Sampai rumah, Nasrudin tetap kering."Ini semua salahmu!" teriak tuan rumah, "Kamu membiarkan aku mengendarai kuda brengsek itu!" "Masalahnya, kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju."

TAMPAK SEPERTI WUJUDMU

Nasrudin sedang merenungi harmoni alam, dan kebesaran Penciptanya."Oh kasih yang agung.Seluruh diriku terselimuti oleh-Mu.Segala yang tampak oleh mataku.Tampak seperti wujud-Mu."Seorang tukang melucu menggodanya, "Bagaimana jika ada orang jelek dan dungu lewat di depan matamu ?"Nasrudin berbalik, menatapnya, dan menjawab dengan konsisten:"Tampak seperti wujudmu."

PADA SEBUAH KAPAL

Nasrudin berlayar dengan kapal besar. Cuaca cerah menyegarkan, tetapi Nasrudin selalu mengingatkan orang akan bahaya cuaca buruk. Orang-orang tak mengindahkannya. Tapi kemudian cuaca benar-benar menjadi buruk, badai besar menghadang, dan kapal terombang ambing nyaris tenggelam. Para penumpang mulai berlutut, berdoa, dan berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa dan berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat."Teman-teman!" teriak Nasrudin. "Jangan boros dengan janji-janji indah! Aku melihat daratan!"

PELAYAN RAJA

Nasrudin menjadi orang penting di istana, dan bersibuk mengatur urusan di dalam istana. Suatu hari raja merasa lapar. Beberapa koki menyajikan hidangan yang enak sekali."Tidakkah ini sayuran terbaik di dunia, Mullah ?" tanya raja kepada Nasrudin."Teramat baik, Tuanku."Maka raja meminta dimasakkan sayuran itu setiap saat. Lima hari kemudian, ketika koki untuk yang kesepuluh kali memasak masakan yang sama, raja berteriak:"Singkirkan semuanya! Aku benci makanan ini!""Memang sayuran terburuk di dunia, Tuanku." ujar Nasrudin."Tapi belum satu minggu yang lalu engkau mengatakan bahwa itu sayuran terbaik.""Memang benar. Tapi saya pelayan raja, bukan pelayan sayuran.”

UMUR NASRUDIN

"Berapa umurmu, Nasrudin ?""Empat puluh tahun.""Tapi beberapa tahun yang lalu, kau menyebut angka yang sama.""Aku konsisten."

YANG TERSULIT

Salah seorang murid Nasrudin di sekolah bertanya, "Manakah keberhasilan yang paling besar: orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu ?""Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya," kata Nasruddin."Apa itu?""Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya."

TERBURU-BURU

Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan.Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.Beberapa teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka berteriak,"Ada apa Nasrudin ? Ke mana engkau ? Mengapa terburu-buru ?"Nasrudin balas berteriak, "Saya tidak tahu ! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku !"

PERIUK BERANAK

Nasrudin meminjam periuk kepada tetangganya. Seminggu kemudian, ia mengembalikannya dengan menyertakan juga periuk kecil di sampingnya. Tetangganya heran dan bertanya mengenai periuk kecil itu."Periukmu sedang hamil waktu kupinjam. Dua hari kemudian ia melahirkan bayinya dengan selamat."Tetangganya itu menerimanya dengan senang. Nasrudin pun pulang.Beberapa hari kemudian, Nasrudin meminjam kembali periuk itu. Namun kali ini ia pura-pura lupa mengembalikannya. Sang tetangga mulai gusar, dan ia pun datang ke rumah Nasrudin,Sambil terisak-isak, Nasrudin menyambut tamunya, "Oh, sungguh sebuah malapetaka. Takdir telah menentukan bahwa periukmu meninggal di rumahku. Dan sekarang telah kumakamkan."Sang tetangga menjadi marah, "Ayo kembalikan periukku. Jangan belagak bodoh. Mana ada periuk bisa meninggal dunia!""Tapi periuk yang bisa beranak, tentu bisa pula meninggal dunia," kata Nasrudin, sambil menghentikan isaknya.

TIMUR LENK DI AKHIRAT

Timur Lenk meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya."Nasrudin! Menurutmu, di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu ? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina ?"Bukan Nasrudin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan 'semudah' ini."Raja penakluk seperti Anda," jawab Nasrudin, "Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah."Timur Lenk benar-benar puas dan gembira. "Betulkah itu, Nasrudin ?""Tentu," kata Nasrudin dengan mantap. "Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir'aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan."Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban itu.

NASRUDIN PEMUNGUT PAJAK

Pada masa Timur Lenk, infrastruktur rusak, sehingga hasil pertanian dan pekerjaan lain sangat menurun. Pajak yang diberikan daerah-daerah tidak memuaskan bagi Timur Lenk. Maka para pejabat pemungut pajak dikumpulkan. Mereka datang dengan membawa buku-buku laporan. Namun Timur Lenk yang marah merobek-robek buku-buku itu satu per satu, dan menyuruh para pejabat yang malang itu memakannya. Kemudian mereka dipecat dan diusir keluar.Timur Lenk memerintahkan Nasrudin yang telah dipercayanya untuk menggantikan para pemungut pajak untuk menghitungkan pajak yang lebih besar. Nasrudin mencoba mengelak, tetapi akhirnya terpaksa ia menggantikan tugas para pemungut pajak. Namun, pajak yang diambil tetap kecil dan tidak memuaskan Timur Lenk. Maka Nasrudin pun dipanggil.Nasrudin datang menghadap Timur Lenk. Ia membawa roti hangat."Kau hendak menyuapku dengan roti celaka itu, Nasrudin ?" bentak Timur Lenk. "Laporan keuangan saya catat pada roti ini, Paduka," jawab Nasrudin dengan gaya pejabat."Kau berpura-pura gila lagi, Nasrudin ?" Timur Lenk lebih marah lagi. Nasrudin menjawab takzim, "Paduka, usiaku sudah cukup lanjut. Aku tidak akan kuat makan kertas-kertas laporan itu. Jadi semuanya aku pindahkan pada roti hangat ini."

NASRUDIN MEMANAH

Sesekali, Timur Lenk ingin juga mempermalukan Nasrudin. Karena Nasrudin cerdas dan cerdik, ia tidak mau mengambil resiko beradu pikiran. Maka diundangnya Nasrudin ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot dan ketangkasan."Ayo Nasrudin," kata Timur Lenk, "Di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah besar menantimu. Tapi kalau gagal, engkau harus merangkak jalan pulang ke rumahmu."Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran, dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudin berteriak, "Demikianlah gaya tuan wazir memanah."Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, "Demikianlah gaya tuan walikota memanah."Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, "Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Untuk itu kita tunggu hadiah dari Paduka Raja."Sambil menahan tawa, Timur Lenk menyerahkan hadiah Nasrudin.

API !

Hari Jum`at itu, Nasrudin menjadi imam Shalat Jum`at. Namun belum lama ia berkhutbah, dilihatnya para jamaah terkantuk-kantuk, dan bahkan sebagian tertidur dengan lelap. Maka berteriaklah Sang Mullah,"Api ! Api ! Api !"Segera saja, seisi masjid terbangun, membelalak dengan pandangan kaget, menoleh kiri-kanan. Sebagian ada yang langsung bertanya,"Dimana apinya, Mullah ?"Nasrudin meneruskan khutbahnya, seolah tak acuh pada yang bertanya,"Api yang dahsyat di neraka, bagi mereka yang lalai dalam beribadah."

BAHASA BURUNG

Dalam pengembaraannya, Nasrudin singgah di ibukota. Di sana langsung timbul kabar burung bahwa Nasrudin telah menguasai bahasa burung-burung. Raja sendiri akhirnya mendengar kabar itu. Maka dipanggillah Nasrudin ke istana.Saat itu kebetulan ada seekor burung hantu yang sering berteriak di dekat istana. Bertanyalah raja pada Nasrudin, "Coba katakan, apa yang diucapkan burung hantu itu!""Ia mengatakan," kata Nasrudin, "Jika raja tidak berhenti menyengsarakan rakyat, maka kerajaannya akan segera runtuh seperti sarangnya."

BAHASA KURDI

Tetangga Nasrudin ingin belajar bahasa Kurdi. Maka ia minta diajari Nasrudin. Sebetulnya Nasrudin juga belum bisa bahasa Kurdi selain beberapa patah kata. Tapi karena tetangganya memaksa, ia pun akhirnya bersedia."Kita mulai dengan sop panas. Dalam bahasa Kurdi, itu namanya Aash.""Bagaimana dengan sop dingin ?""Hemm. Perlu diketahui bahwa orang Kurdi tidak pernah membiarkan sop jadi dingin. Jadi engkau tidak akan pernah mengatakan sop dingin dalam bahasa Kurdi."

BELAJAR KEBIJAKSANAAN

Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. "Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang darwis. "Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sonya."Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang darwis. "Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin."Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si darwis, "Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."Ah, konsistensi.

CARA MEMBACA BUKU

Seorang yang filosof dogmatis sedang meyampaikan ceramah. Nasrudin mengamati bahwa jalan pikiran sang filosof terkotak-kotak, dan sering menggunakan aspek intelektual yang tidak realistis. Setiap masalah didiskusikan dengan menyitir buku-buku dan kisah-kisah klasik, dianalogikan dengan cara yang tidak semestinya.Akhirnya, sang penceramah mengacungkan buku hasil karyanya sendiri. nasrudin segera mengacungkan tangan untuk menerimanya pertama kali. Sambil memegangnya dengan serius, Nasrudin membuka halaman demi halaman, berdiam diri. Lama sekali. Sang penceramah mulai kesal."Engkau bahkan membaca bukuku terbalik!""Aku tahu," jawab Nasrudin acuh, "Tapi karena cuma ini satu-satunya hasil karyamu, rasanya, ya, memang begini caranya mempelajari jalan pikiranmu."

GELAR TIMUR LENK

Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya."Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku ?"Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah* saja." "Aku berlindung kepada Allah (darinya)"

HIDANGAN UNTUK BAJU (1)

Nasrudin menghadiri sebuah pesta. Tetapi karena hanya memakai pakaian yang tua dan jelek, tidak ada seorang pun yang menyambutnya. Dengan kecewa Nasrudin pulang kembali.Namun tak lama, Nasrudin kembali dengan memakai pakaian yang baru dan indah. Kali ini Tuang Rumah menyambutnya dengan ramah. Ia diberi tempat duduk dan memperoleh hidangan seperti tamu-tamu lainnya.Tetapi Nasrudin segera melepaskan baju itu di atas hidangan dan berseru, "Hei baju baru, makanlah! Makanlah sepuas-puasmu!"Untuk mana ia memberikan alasan "Ketika aku datang dengan baju yang tadi, tidak ada seorang pun yang memberi aku makan. Tapi waktu aku kembali dengan baju yang ini, aku mendapatkan tempat yang bagus dan makanan yang enak. Tentu saja ini hak bajuku. Bukan untukku."

HIDANGAN UNTUK BAJU (2)

Nasrudin menghadiri sebuah pesta pernikahan. Dilihatnya seorang sahabatnya sedang asyik makan. Namun, di samping makan sebanyak-banyaknya, ia sibuk pula mengisi kantong bajunya dengan makanan.Melihat kerakusan sahabatnya, Nasrudin mengambil teko berisi air. Diam-dian, diisinya kantong baju sahabatnya dengan air. Tentu saja sahabatnya itu terkejut, dan berteriak,"Hai Nasrudin, gilakah kau ? Masa kantongku kau tuangi air!""Maaf, aku tidak bermaksud buruk, sahabat," jawab Nasrudin, "Karena tadi kulihat betapa banyak makanan ditelan oleh kantongmu, maka aku khawatir dia akan haus. Karena itu kuberi minum secukupnya."

JATUHNYA JUBAH

Nasrudin pulang malam bersama teman-temannya. Di pintu rumah mereka berpisah. Di dalam rumah, istri Nasrudin sudah menanti dengan marah. "Aku telah bersusah payah memasak untukmu sore tadi !" katanya sambil menjewer Nasrudin. Karena kuatnya, Nasrudin terpelanting dan jatuh menabrak peti.Mendengar suara gaduh, teman-teman Nasrudin yang belum terlalu jauh kembali, dan bertanya dari balik pintu,"Ada apa Nasrudin, malam-malam begini ribut sekali?""Jubahku jatuh dan menabrak peti," jawab Nasrudin."Jubah jatuh saja ribut sekali ?""Tentu saja," sesal Nasrudin, "Karena aku masih berada di dalamnya."

KEADILAN DAN KELALIMAN

Tak lama setelah menduduki kawasan Anatolia, Timur Lenk mengundangi para ulama di kawasan itu. Setiap ulama beroleh pertanyaan yang sama:"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."Beberapa ulama telah jatuh menjadi korban kejahatan Timur Lenk ini. Dan akhirnya, tibalah waktunya Nasrudin diundang. Ini adalah perjumpaan resmi Nasrudin yang pertama dengan Timur Lenk. Timur Lenk kembali bertanya dengan angkuh :"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."Dan dengan menenangkan diri, Nasrudin menjawab :"Sesungguhnya, kamilah, para penduduk di sini, yang merupakan orang-orang lalim dan abai. Sedangkan Anda adalah pedang keadilan yang diturunkan Allah yang Maha Adil kepada kami."Setelah berpikir sejenak, Timur Lenk mengakui kecerdikan jawaban itu. Maka untuk sementara para ulama terbebas dari kejahatan Timur Lenk lebih lanjut.

KEKEKALAN MASSA

Ketika memiliki uang cukup banyak, Nasrudin membeli ikan di pasar dan membawanya ke rumah. Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia berpikir, "Oh, sudah lama aku tidak mengundang teman-temanku makan di sini."Ketika malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja."Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini ?"Istrinya menjawab, "Kucingmu itu, tentu saja. Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu!"Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja. Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya. Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras,"Ikanku tadi dua kilo beratnya. Yang barusan aku timbang ini juga dua kilo. Kalau kucingku dua kilo, mana ikannya ? Dan kalau ini ikan dua kilo, lalu mana kucingnya ?"

MENJEMUR BAJU

Nasrudin sedang mengembara cukup jauh ketika ia sampai di sebuah kampung yang sangat kekurangan air. Menyambut Nasrudin, beberapa penduduk mengeluh,"Sudah enam bulan tidak turun hujan di tempat ini, ya Mullah. Tanaman-tanaman mati. Air persediaan kami tinggan beberapa kantong lagi. Tolonglah kami. Berdoalah meminta hujan."Nasrudin mau menolong mereka. Tetapi ia minta dulu seember air. Maka datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka miliki. Total terkumpul hanya setengah ember air.Nasrudin melepas pakaiannya yang kotor, dan dengan air itu, Nasrudin mulai mencucinya. Penduduk kampung terkejut,"Mullah ! Itu air terakhir kami, untuk minum anak-anak kami!"Di tengah kegaduhan, dengan tenang Nasrudin mengangkat bajunya, dan menjemurnya. Pada saat itu, terdengar guntur dahsyat, yang disusul hujan lebat. Penduduk lupa akan marahnya, dan mereka berteriak gembira."Bajuku hanya satu ini," kata Nasrudin di tengah hujan dan teriakan penduduk, "Bila aku menjemurnya, pasti hujan turun deras!"[Catatan Koen: Trik ini sering digunakan oleh kaum sufi -- menggunakan keterjepitan-keterjepitan untuk hal-hal yang berbeda.

MIMPI RELIJIUS

Nasrudin sedang dalam perjalanan dengan pastur dan yogi. Pada hari kesekian, bekal mereka tinggal sepotong kecil roti. Masing-masing merasa berhak memakan roti itu. Setelah debat seru, akhirnya mereka bersepakat memberikan roti itu kepada yang malam itu memperoleh mimpi paling relijius. Tidurlah mereka.Pagi harinya, saat bangun, pastur bercerita: "Aku bermimpi melihat kristus membuat tanda salib. Itu adalah tanda yang istimewa sekali."Yogi menukas, "Itu memang istimewa. Tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke nirwana, dan menemui tempat paling damai."Nasrudin berkata, "Aku bermimpi sedang kelaparan di tengah gurun, dan tampak bayangan nabi Khidir bersabda 'Kalau engkau lapar, makanlah roti itu.' Jadi aku langsung bangun dan memakan roti itu saat itu juga."

MISKIN DAN SEPI

Seorang pemuda baru saja mewarisi kekayaan orang tuanya. Ia langsung terkenal sebagai orang kaya, dan banyak orang yang menjadi kawannya. Namun karena ia tidak cakap mengelola, tidak lama seluruh uangnya habis. Satu per satu kawan-kawannya pun menjauhinya.Ketika ia benar-benar miskin dan sebatang kara, ia mendatangi Nasrudin. Bahkan pada masa itu pun, kaum wali sudah sering [hanya] dijadikan perantara untuk memohon berkah."Uang saya sudah habis, dan kawan-kawan saya meninggalkan saya. Apa yang harus saya lakukan?" keluh pemuda itu."Jangan khawatir," jawab Nasrudin, "Segalanya akan normal kembali. Tunggu saja beberapa hari ini. Kau akan kembali tenang dan bahagia."Pemuda itu gembira bukan main. "Jadi saya akan segera kembali kaya?""Bukan begitu maksudku. Kalu salah tafsir. Maksudku, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kau akan terbiasa menjadi orang yang miskin dan tidak mempunyai teman."

Doa dan Dzikir



 

 

Dzikir

Ya Mukminu Aaminnaa Waamin Ahlanaa wa baladanaa

Ya Tuhan yang memberi keamanan

berilah keamanan bagi kami, keluarga kami dan negeri kami

Doa

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon kepadaMu

segala yang mewajibkan rahmatMu

dan segala yang meneguhkan keampunanMu

dan keselamatan dari segala dosa

dan mendapat keuntungan dari segala kebajikan.

Janganlah Engkau tinggalkan dosa padaku

kecuali Engkau mengampuninya

dan tidak ada kegelisahanku

kecuali Engkau menghilangkannya

dan tiada kesusahan

tanpa Engkau melapangkannya

dan tak ada kemelaratan

kecuali Engkau lenyapkan dia

dan tak ada sesuatu hajat yang Engkau ridhai

kecuali Engkau memberikannya.

Wahai Yang Maha Rahim

(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

 

 

Ya Allah Anta Robbuna

Laa Ilaaha Illa Anta

Ya Allah, Engkau Tuhan kami

tiada Tuhan yang berhak disembah

kecuali Engkau

Ya Rahmaanu Narjuu Rohmatak

Ya Tuhan Yang Maha Pengasih

kami mengharap kasih sayang Mu

doa :

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon kepadaMu

akan keteguhan dalam segala urusanku

dan aku mohon pada Mu

akan ketetapan hati

dan aku memohon kepadaMu

untuk mensyukuri nikmatMu

baiknya aku dalam beribadah kepadaMu

dan aku memohon kepadaMu

lidah yang benar

hati yang selamat

akhlak yang lurus

dan aku berlindung kepadaMu

dari kejahatan yang Engkau ketahui

dan aku memohon kepadaMu

akan kebaikan yang Engkau ketahui

dan aku memohon ampun

dari apa yang Engkau ketahui

Sesungguhnya Engkau Maha Megetahui yang ghaib

Aamiin

(Hr. an-Nasa'i)

Ya Rahiimu Irhamna

Ya Tuhan yang Mahapenyayang

kasih sayangilah kami

doa :

Ya Allah sesungguhnya aku memohon padaMu

nikmat yang kekal

yang tiada berpindah dan hilang

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon padaMu

keamanan pada hari ketakutan

Ya Allah

aku berlindung kepadaMu

dari kejahatan yang diberikan dan

dari kejahatan yang tiada diberikan kepadaku.

aamiin

Dzikir :

Yaa Maaliku

A'thinaa min mulkika

Ya Tuhan Yang Maha Raja (mempunyai kekuasaan)

berikanlah kepada kami dari kekuasaanMu

Doa :

Ya Allah

berilah kami rasa takut kepadaMu

yang dapat menghalangi kami dari maksiat kepadaMu

dan berilah kami kepatuhan

yang dapat menyampaikan kami kepada surgaMu

dan berilah kami keyakinan

yang dapat memudahkan kami menghadapi musibah dunia

dan berilah kami kenikmatan

dengan

pendengaran kami

penglihatan kami

kekuatan kami

selama Engkau menghidupi kami.

Jadikanlah bala kami

hanya menimpa orang yang zalim kepada kami.

Dan tolonglah kami

untuk menghadapi orang yang memusuhi kami

dan janganlah Engkau jadikan musibah kami

dalam hal agama kami

dan janganlah Engkau jadikan dunia

sesuatu yang kami gandrungi

dan tujuan akhir ilmu kami

dan janganlah Engkau beri kekuasaan

kepada orang yang tidak menyayangi kami.

Hr. at-Tirmidzi

dzikir

Ya Quddusu Qaddis Fithratanaa

Ya Tuhan yang Maha Suci

sucikanlah fitrah kejadian kami

doa :

Ya Allah,

sesungguhnya Engkau telah meminta dariku

sesuatu yang tidak aku miliki

kecuali dengan pertolonganMu

maka berilah aku dari padanya

sesuatu yang Engkau ridhai

Ya Allah

aku memohon iman yang kekal kepadaMu

dan aku memohon padaMu hati yang khusyu

dan aku memohon padaMu keyakinan agama yang benar

dan aku memohon padaMu agama yang lurus

Aku mohon padaMu

akan kesembuhan/kesehatan yang sempurna, yang kekal

dan aku memohon padaMu

akan kesiapan bersyukur atas afiyah

Dan aku memohon kecukupan dari manusia padaMu

Aamiin

dzikir

Ya salamu sallimna

mina afaatid dunya wa'adazaabil aakhirah

Ya Tuhan pemberi selamat

selamatkan lah kami

dari fitnah bencana dunia dan siksa akhirat

doa

Ya Allah

Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau

dari sifat penakut

dan aku berlindung

daripada mencapai umur yang seburuk-buruknya

dan aku berlindung dengan Engkau

dari fitnah dunia dan siksa kubur

(HR. Bukhari dan at Tarmidzi)

 

Dzikir

Ya Mukminu Aaminnaa Waamin Ahlanaa wa baladanaa

Ya Tuhan yang memberi keamanan

berilah keamanan bagi kami, keluarga kami dan negeri kami

Doa

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon kepadaMu

segala yang mewajibkan rahmatMu

dan segala yang meneguhkan keampunanMu

dan keselamatan dari segala dosa

dan mendapat keuntungan dari segala kebajikan.

Janganlah Engkau tinggalkan dosa padaku

kecuali Engkau mengampuninya

dan tidak ada kegelisahanku

kecuali Engkau menghilangkannya

dan tiada kesusahan

tanpa Engkau melapangkannya

dan tak ada kemelaratan

kecuali Engkau lenyapkan dia

dan tak ada sesuatu hajat yang Engkau ridhai

kecuali Engkau memberikannya.

Wahai Yang Maha Rahim

(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

 

 

Ya Allah Anta Robbuna

Laa Ilaaha Illa Anta

Ya Allah, Engkau Tuhan kami

tiada Tuhan yang berhak disembah

kecuali Engkau

Ya Rahmaanu Narjuu Rohmatak

Ya Tuhan Yang Maha Pengasih

kami mengharap kasih sayang Mu

doa :

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon kepadaMu

akan keteguhan dalam segala urusanku

dan aku mohon pada Mu

akan ketetapan hati

dan aku memohon kepadaMu

untuk mensyukuri nikmatMu

baiknya aku dalam beribadah kepadaMu

dan aku memohon kepadaMu

lidah yang benar

hati yang selamat

akhlak yang lurus

dan aku berlindung kepadaMu

dari kejahatan yang Engkau ketahui

dan aku memohon kepadaMu

akan kebaikan yang Engkau ketahui

dan aku memohon ampun

dari apa yang Engkau ketahui

Sesungguhnya Engkau Maha Megetahui yang ghaib

Aamiin

(Hr. an-Nasa'i)

Ya Rahiimu Irhamna

Ya Tuhan yang Mahapenyayang

kasih sayangilah kami

doa :

Ya Allah sesungguhnya aku memohon padaMu

nikmat yang kekal

yang tiada berpindah dan hilang

Ya Allah

sesungguhnya aku memohon padaMu

keamanan pada hari ketakutan

Ya Allah

aku berlindung kepadaMu

dari kejahatan yang diberikan dan

dari kejahatan yang tiada diberikan kepadaku.

aamiin

Dzikir :

Yaa Maaliku

A'thinaa min mulkika

Ya Tuhan Yang Maha Raja (mempunyai kekuasaan)

berikanlah kepada kami dari kekuasaanMu

Doa :

Ya Allah

berilah kami rasa takut kepadaMu

yang dapat menghalangi kami dari maksiat kepadaMu

dan berilah kami kepatuhan

yang dapat menyampaikan kami kepada surgaMu

dan berilah kami keyakinan

yang dapat memudahkan kami menghadapi musibah dunia

dan berilah kami kenikmatan

dengan

pendengaran kami

penglihatan kami

kekuatan kami

selama Engkau menghidupi kami.

Jadikanlah bala kami

hanya menimpa orang yang zalim kepada kami.

Dan tolonglah kami

untuk menghadapi orang yang memusuhi kami

dan janganlah Engkau jadikan musibah kami

dalam hal agama kami

dan janganlah Engkau jadikan dunia

sesuatu yang kami gandrungi

dan tujuan akhir ilmu kami

dan janganlah Engkau beri kekuasaan

kepada orang yang tidak menyayangi kami.

Hr. at-Tirmidzi

dzikir

Ya Quddusu Qaddis Fithratanaa

Ya Tuhan yang Maha Suci

sucikanlah fitrah kejadian kami

doa :

Ya Allah,

sesungguhnya Engkau telah meminta dariku

sesuatu yang tidak aku miliki

kecuali dengan pertolonganMu

maka berilah aku dari padanya

sesuatu yang Engkau ridhai

Ya Allah

aku memohon iman yang kekal kepadaMu

dan aku memohon padaMu hati yang khusyu

dan aku memohon padaMu keyakinan agama yang benar

dan aku memohon padaMu agama yang lurus

Aku mohon padaMu

akan kesembuhan/kesehatan yang sempurna, yang kekal

dan aku memohon padaMu

akan kesiapan bersyukur atas afiyah

Dan aku memohon kecukupan dari manusia padaMu

Aamiin

dzikir

Ya salamu sallimna

mina afaatid dunya wa'adazaabil aakhirah

Ya Tuhan pemberi selamat

selamatkan lah kami

dari fitnah bencana dunia dan siksa akhirat

doa

Ya Allah

Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau

dari sifat penakut

dan aku berlindung

daripada mencapai umur yang seburuk-buruknya

dan aku berlindung dengan Engkau

dari fitnah dunia dan siksa kubur

(HR. Bukhari dan at Tarmidzi)

Manajemen Qolbu

Al-Khobir, Yang Maha Mengetahui

Bismillahirrahmaanirrahiim

"Wahai anakku, sesungguhnya kalau ada satu butir biji sawi yang tersembunyi di dalam batu atau di langit atau di bumi, maka Allah mengetahuinya. Sungguh Allah itu Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS.31 : 16)

Allah SWT mempunyai nama indah Al-Khobir. "Kho", "ba", dan "ro", itulah huruf-huruf penyusunnya. Kata yang tersusun dari huruf-huruf tersebut berkisar maknanya pada dua hal, yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khobir biasanya digunakan untuk menunjukkan pengetahuan yang dalam dan sangat rinci menyangkut hal-hal yang sangat tersembunyi.

Menurut Imam Al-Ghozali, Al-Khobir adalah yang tidak tersembunyi bagi-Nya hal-hal yang sangat dalam dan yang disembunyikan. Tidak terjadi sesuatu pun dalam kerajaan-Nya yang di dunia maupun alam raya kecuali diketahui-Nya. Tidak bergerak atau diam satu butir atom pun dan tidak bergerak atau tenang satu jiwa pun kecuali ada beritanya di sisi Allah.

Allah mengetahui apapun yang dikandung hati atau disimpan oleh pikiran. Bisikan-bisikan nafsu, ajakan-ajakan syetan, khayalan-khayalan pikiran, prasangka-prasangka di hati, rencana-rencana jahat, komentar-komentar dan gumaman hati, semua ada dalam pengetahuan Allah. Ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk meneladani asma Al-Khobir ini. Tindakan pertama menyangkut hubungan keluar dengan makhluk lain. Kita sadar bahwa pengetahuan kita sangat terbatas. Kita tidak tahu isi hati dan kepala orang lain, dan kita pun tidak tahu banyak tentang maksud-maksud di balik penciptaan makhluk disekitar kita. Berangkat dari kesadaran ini, maka akhlak yang patut dikembangkan adalah baik sangka! Selalu berbaik sangka kepada Allah dan sesama. Bila kita melihat orang yang cacat, seperti pincang, buta, atau lumpuh, janganlah mencela tetapi berbaik sangkalah, karena boleh jadi cacat itu pada fisiknya saja sedangkan batinnya penuh kemuliaan dan kesempurnaan karena ridho menerima ketentuan Allah. Bila kita mencela maka kitalah yang sebenarnya cacat. Cacat hati karena tidak mampu melihat hikmah Allah, cacat adab karena merendahkan makhluk Allah, dan cacat Akhlak karena baru bisa mencela dan tidak mampu berbuat untuk menolong. Tindakan kedua menyangkut diri kita sendiri. Pertama, kenalilah jasad ini dan hubungkan dengan kekuasaan Allah. Kedua, kenalilah kekurangan-kekurangan kita dalam segi ilmu, sikap, dan perilaku dan hubungkanlah dengan pengawasan Allah. Ketiga, kenalilah tujuan hidup ini dan selaraskan dengan keinginan Allah. Bila kita perhatikan jasad ini, maka insya Allah kita sadar dari mana asal kita dan siapakah kita. Dari setetes air yang hina, ke mana-mana membawa kotoran dan kalau sudah mati menjadi bangkai, itulah jasad ini. Tidak berdaya bila sudah kena penyakit. Bila sudah tua akan mengeriput dan melemah. Tidak ada yang patut disombongkan. Bila kita perhatikan betapa besar karunia Allah atas tubuh ini, maka insyaAllah kita sadar bahwa keindahan dan kesempurnaan tubuh ini Allah-lah yang membuat. Kekurangan dan kecacatan pun bukan kita yang menghendaki. Ini akan melahirkan rasa terima kasih dan rasa menerima. Sibukkanlah diri melihat kekurangan diri lalu bekerjalah untuk memperbaiki. Kita tahu betapa bodohnya kita dan betapa sedikitnya ibadah kita. Yang sedikit itupun kita rusak dengan tidak khusyuk dan kita hancurkan dengan ketidakikhlasan. Kita seharusnya malu kepada Allah karena kebusukan-kebusukan kita.

Hidup ini untuk akhirat. Awasilah setiap tindakan agar benar-benar diniatkan karena Allah dan selalu berada di jalan Allah. Belajar dari Al-Khobir membuat kita banyak melihat ke dalam diri dengan waspada dan melihat keluar diri dengan berbaik sangka. *

Kamis, 18 Juni 2009